Postingan

Menampilkan postingan dari Februari, 2024

Gunung Penanggungan atau Pawitra sebagai Akses Vertikal Para Leluhur di Masa Lampau untuk Mengenal Penguasa Semesta

Gambar
Gunung Penanggungan dikenal sebagai Gunung Pawitra. Pawitra dalam Bahasa Sansekerta berarti suci, keramat, bersih, jernih, murni, dan bebas dari bahaya. Dalam kitab Tantu Panggelaran, Gunung Penanggungan adalah bagian dari Gunung Mahameru di Jawadwipa, India yang tercecer saat dipindahkan dari India ke Pulau Jawa, membentuk gunung-gunung yang berada di Pulau Jawa dan puncaknya adalah Gunung Penanggungan.  Gunung Penanggungan dipengaruhi oleh konsepsi kosmogenis atau makrokosmos, sebagai gunung suci yang berkaitan dengan penciptaan alam semesta. Gunung Penanggungan dianggap sebagai buana alit dan buana ageng, dengan puncaknya yang diyakini sebagai tempat persemayaman sang Jagatnata, sang pengatur jagad. Gunung Penanggungan juga memiliki 8 penjuru yang ditandai dengan bukit-bukit kecilnya persis seperti logo atau simbol kerajaan Majapahit. Delapan gunung-gunung atau bukit-bukit kecil di sekitarnya tersebut dipercaya dihuni oleh dewa-dewa yang menjaga masing-masing puncaknya. Gunung adala

Desa Wotanmas Jedong, Desa 1.000 Tahun yang Selalu Bercahaya

Gambar
Desa Wotanmas Jedong terletak di kaki Gunung Penanggungan (1.600 MDPL) di lereng utara. Desa ini terletak di balik kawasan Ngoro Industrial Park di Kecamatan Ngoro, Kabupaten Mojokerto Jawa Timur. Berada di kaki Gunung Penanggungan membuatnya secara geografis terletak di ketinggian antara 200 hingga 600 MPDL. Desa Wotanmas Jedong memiliki 4 dusun yakni Dusun Jedong Kulon, Dusun Jedong Wetan, Dusun Watusari dan Dusun Genting. Penduduknya sekitar 4000 lebih DPT dan merupakan perkampungan yang padat. Desa Wotanmas Jedong dalam sejarah selalu disebut-sebut sebagai desa yang memiliki sejarah panjang dalam peradaban nusantara. Dalam buku Sedjarah Kabupaten Sidoarjo yang disusun oleh Panitya Penggali Sedjarah Kabupaten Sidoardjo (1970), dituliskan narasi sebagai berikut. "Pada tahun 1007 Sjriwidjaja menuntut balas dengan bantuan radja Wura-wari di Djawa, ibu negeri Djawa Timur Wuwutan-Mas dirusakkan dan banjak pahlawan2-nja jang tiwas dalam peperangan itu. Darmawangsa sendiri gugur dan