Warisan Purbakala yang Berserakan di Seluruh Tubuh Sang Pawitra

Candi Sengon, bisa diakses melalui jalur Pendakian Genting


Peninggalan kuno di Gunung Penanggungan tidak hanya di seputar Jolotundo dan Sumber Tetek di Belahan. Jika kita memasuki Desa Wotanmas Jedong, Kecamatan Ngoro, Kabupaten Sidoarjo, kita akan mendapati bangunan bersejarah Candi Jedong dan Candi Pasetran. 

Selain peninggalan purbakala tersebut, jika kita sedikit mendaki ke atas gunung, maka kita akan disuguhkan dengan berbagai candi yang kokoh dan indah di sepanjang perjalanan mengitari gunung Penanggungan.

Pertama kita coba menaiki Penanggungan dari Jalur Telogo. Desa Telogo adalah desa terakhir di ujung timur utara Gunung Penanggungan dan merupakan salah satu akses pendakian resmi.

Dari jalur Telogo, kita bisa mengakses Bukit Gajah Mungkur dan berkeliling seharian untuk bercengkerama dengan sejarah di lereng utara Gunung Penanggungan. 

Di Bukit Gajah Mungkur, kita bisa menemukan candi Kerajaan yang sangat indah. Tampak pemandangan di depan candi Kerajaan adalah hamparan kota Mojokerto, Pasuruan, dan Sidoarjo. Candi Kerajaan memiliki latar yang  luas.

Selain candi Kerajaan, juga ada candi Watu Jolang, candi Dharmawangsa, candi Gajah, candi Wayang, candi Kama I, II, III, IV, Candi Griya, dan Candi Menara.

Candi Wayang juga memiliki keindahan pemandangan dan halaman yang luas. Kini banyak pendaki yang juga camping di sekitar kawasan candi Wayang. 

Sementara di atas candi Wayang, jika kita menaiki bukit maka kita bisa menemukan candi Gajah yang menghadap persis ke puncak Pawitra. Candi Gajah memiliki pemandangan yang luar biasa indah dengan bangunan altar yang menghadap ke selatan.

Candi Gajah

Pemandangan di Candi Gajah, menghadap puncak Pawitra


Di candi Gajah, kita bisa merasakan ketenangan dan bisa merasakan pola kehidupan di masa lampau yang sangat sakral dan teduh.

Sementara melintasi Bukit Gajah Mungkur membuat kita seperti rekreasi sejarah karena sepanjang jalan kita akan sering menemukan batu-batu atau arca peninggalan masa lampau yang masih terjaga. Jalurnya juga tidak terlalu rumit sehingga kita bisa menemukan banyak candi dalam sekali jalan.

Semua jalur rute percandian di Bukit Gajah Mungkur tersebut kini sangat mudah diakses. Pemandangan yang indah dan pengetahuan yang mengenyangkan tidak membuat lelah perjalanan kita mengitari percandian di lereng Bukit Gajah Mungkur.

Setelah dari Bukit Gajah Mungkrur, kini kita beralih menaiki gunung Penanggungan dari jalur Genting. Dari jalur genting, kita akan ditemukan dengan berbagai peninggalan purbakala. Mulai dari Prasasti. Prasasti ini berada di ketinggian sekitar 500 meter. 

Setelah prasasti ada Makam Kuno Mbah Wiyu. Setelahnya kita bisa naik terus menuju ke Umpak Wolu. Setelah dari Umpak Wolu. Umpak Wolu memiliki bangunan yang tampak gagah dengan berbagai batu andesit dengan tangga yang tersusun seperti naik ke sebuah altar. 

Setelah dari Umpak Wolu, kita terus naik menuju ke candi Sengon. Menuju candi Sengon, jalan agak curam tapi sebanding dengan pemandangannya yang sangat indah dan asri.

Setelah dari candi Sengon, kita menuju ke candi Penanggungan dan Candi Merak, candi Lemari, candi Sinta, candi Naga, candi Yudha, candi Gentong, candi Mejo dan lain sebagainya.

Dari sekian candi yang bisa ditemui di jalur pendakian Genting, yang paling terkesan adalah candi Sengon, candi Pendowo, dan candi Lemari. Sebelum sampai di candi Pendowo, kita seperti diarahkan untuk menyeberangi bebatuan yang mirip seperti Watu Talang di gunung Bekel. Candi Pendhowo entah mengapa memiliki suasana yang adem dan sangat nyaman. 

Pemandangan di Candi Lemari

Pemandangan di Candi Lemari


Selain candi Pendowo, juga ada candi Lemari yang memiliki pemandangan memukau di sepanjang mata melihat. Di candi Lemari kita bisa menikmati kepurbaan gunung Bekel yang nampak nyata dan puncak Pawitra yang tampak gagah.

Penelusuran percandian melalui jalur Genting yang juga merupakan rute pendakian menuju ke puncak Pawitra pada akhirnya membuat kesan yang menakjubkan. Karena kita tidak hanya dimanjakan oleh pengetahuan sejarahnya, tapi juga keindahan alamnya yang masih asri dan semoga tetap terjaga kelesteraiannya.

Sementara di jalur Jolotundo dan Kedungudi, kita bisa menemukan banyak candi diantaranya adalah candi Bayi, candi Putri, candi Lurah, dan lain sebagainya. Tentunya yang terindah di gunung Bekel yakni candi Kendalisodo yang berada di sisian tebing yang memukau keindahannya.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Desa Wotanmas Jedong, Desa 1.000 Tahun yang Selalu Bercahaya

Desa Wotanmas Jedong mendapat Anugerah Sima Tulangan di Abad X-XI

Genting dan Langkah Awal yang Kita Nantikan