Wotanmas Jedong sebagai Desa Perdikan

Astana Jabal Sirr, salah satu Spot penting di desa Wotanmas Jedong, Ngoro, Mojokerto

Desa Wotanmas Jedong adalah Desa Perdikan. Desa Perdikan adalah desa yang mendapatkan anugerah dari raja untuk rakyatnya yang berjasa kepada kerajaan, sehingga kerajaan membebaskan pajak dan memberikan keistimewaan khusus untuk desa atau wilayah tersebut.

Desa Perdikan sudah dikenal sejak zaman Hindu-Budha. Tanah Perdikan berasal dari Bahasa Sansekerta 'Maharddhika' yang artinya adalah 'kebebasan'.

Sejak zaman Majapahit hingga Mataram Islam, gelar Desa Perdikan terus dikeluarkan oleh para raja yang berkuasa di nusantara dan keberadaan status tanah perdikan diakui oleh Pemerintahan Belanda, meskipun tak lagi diakui sejak kemerdekaan Indonesia.

Sementara dalam sejarahnya, Desa Wotanmas Jedong yang merupakan desa 1.000 tahun ini adalah Desa Perdikan. Sejak zaman kerajaan Mataram Kuno, Desa Wotanmas Jedong sudah mendapat anugerah sebagai Desa Perdikan yang bebas dari segala macam pajak dan upeti kerajaan.

Desa Wotanmas Jedong adalah alokasi dari Sima Tulangan. Sumber tekstual dari Sima Tulangan adalah prasasti Jedong I berangka tahun 832 Saka atau 910 Masehi dan diterbitkan oleh Sri Maharaja Rakai Watukura Dyah Balitung Sri Dharmmodaya Mahasambhu.

Selain itu, juga ada Prarsati Jedong II-XII  yang memiliki angka tahun 848-1378 Saka atau 926-1456 Masehi dan candrasangkala di ambang pintu gapura Jedong I terbaca bramana nora kaya bhumi atau tertulis sekitar tahun 1308 Saka (1386 Masehi).

Penganugerahan Sima Tulangan dalam prasasti tersebut bertuliskan :

"ga irika siwasa nyah wurut, manambah i Sri Maharaja Rakai Galuh Dyah Garuda Mukha Rakryan Mahamantri ing Hino Dyah Daksottama Bahubajra Prapaksaksaya, prayojananira ma tanyan panambah uminta ikanang lmah Tulanan pin... nikang alasa la mwang kulon naranya ing Nupasula hlat katakotana sambantaya kr"

 Artinya:

"Ketika Dyah Wurut menghadap Sri Maharaja Rakai Galuh Dyah Garuda Mukha Sri Dharmmodaya Mahasambhu dan Rakryan Mahamantri di Hino bernama Dyah Daksottama Bahubajra Prapaksaksaya, adapun sebabnya menghadap yaitu meminta tanah di Tulangan... berupa hutan dan barat namanya di Upasula berbatasan yang menjadikan sebab ketakutannya."


Berdasarkan isi tersebut, sima Tulangan ditetapkan sebagai Sima sebab adanya ketakutan pendudukan atas berbagai kejahatan, sehingga sima Tulangan tergolong sebagai sima kamulan.

Mpu Sindok juga pernah memberikan sima pada wilayah Tulangan sekitar tahun 850 Saka atau 928 Masehi. Sementara Airlangga pernah membeli tanah pada penduduk Kambang Sri, yang merupakan desa kuno di sekitar Wotanmas Jedong dengan harga 10 suwarna lalu menempatkan putri raja yakni Sri Sanggramawijaya Dharmmaprasadotunggadewi yang bergelar Dewi Kili Suci. 

Dewi Kili Suci kemudian bertapa di Rara Sucian di pertapaan Gandhakuti di Kambang Sri. Semua tanah dan pertapaan tersebut akhirnya dianugerahi Sima oleh Raja Airlangga pada tahun 964 Saka (1042 Masehi).

Dalam Jurnal Pendidikan Sejarah Unesa berjudul Penganugerahan Sima Tulangan, Cunggrang, dan Pucangan di Lereng Gunung Penanggungan Abad X-XI Berdasarkan Prasasti-Prasasti Raja Balitung-Airlangga karya Gary Alvin Sadewa menuliskan jika Tulangan kemungkinan berganti nama menjadi Kambang Sri dan kemudian menjadi Wotanmas Jedong. Sementara pada saat ini, di sebelah utara desa Wotanmas Jedong sekitar 3-5 kilometer terdapat sebuah desa bernama Kambang Sri, yang konon juga merupakan desa kuno.

Dalam Pupuh 76:1 Kitab Nagarakertagama disebutkan bahwa Sima Tulangan adalah Desa Wotanmas Jedong dan Kambang Sri adalah desa kuno dalam kitab tersebut. Nama Tulangan pada akhirnya mengalami perubahan menjadi Wwatan di zaman kerajaan Majapahit.

Dari ulasan di atas bisa disimpulkan bahwa, pemberian anugerah Sima Tulangan sejak masa Mataram Hindu hingga Majapahit adalah gelar lintas masa. Dari zaman ke zaman Desa Wotanmas Jedong selalu mendapat gelar istimewa dan dianugerahi sebagai desa khusus dari setiap kerajaan yang berkembang di nusantara.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Desa Wotanmas Jedong, Desa 1.000 Tahun yang Selalu Bercahaya

Desa Wotanmas Jedong mendapat Anugerah Sima Tulangan di Abad X-XI

Genting dan Langkah Awal yang Kita Nantikan