Postingan

Menampilkan postingan dari Maret, 2024

Desa Wotanmas Jedong mendapat Anugerah Sima Tulangan di Abad X-XI

Gambar
Salah satu spot pemandangan di Desa Wotanmas Jedong Gunung Penanggungan termasuk di dalamnya Desa Wotanmas Jedong adalah cagar budaya yang harus dijaga kelestariannya. Gunung Penanggungan dipengaruhi oleh konspesi kosmogonis atau makrokosmos yang dipercaya oleh masyarakat di masa lampau sebagai tempat bersemayamnya Sang Hyang Widhiwasa. Di Gunung Penanggungan terdapat bangunan sakral seperti petirtaan, gapura, gua pertapaan dan punden berundak yang tersebar hampir di seluruh wilayah Gunung Penanngungan. Gelar Sima Tulangan merujuk di Desa Wotanmas Jedong yang merupakan desa Perdikan. Sima memiliki esensi penting bagi masyarakat di masa lampau. Ada tiga sima penting di lereng Gunung Penanggungan, yakni sima Tulangan yang berada di desa Wwatan yang merujuk ke Desa Wotanmas Jedong, sima Cunggrang yang merujuk ke Desa Belahan Sumber Tetek, dan s ima Pucangan yang merujuk ke area Desa Seloliman kawasan Jolotundo. Anugerah sima tidak hanya untuk desa, melainkan juga sebuah tempat seper

Membaca Candi Jedong dan Residu Masa Lalu yang Tersimpan di Sekitarnya

Gambar
Candi Jedong saat Residensi Sastra Pawitra aku adalah ranum yang tak kau petik berguguran di antara daun-daun bambu kuning di pekarangan menyisir udara di keriak tubuh lalu terbang mengitari pohon mete dan kembang kenanga,  yang harumnya menyeruak kisah ibu:      tentang perempuan yang melarikan diri      tentang perempuan yang menjadi resi      tentang perempuan yang malu-malu      tentang perempuan yang menyimpang sunyi di dada lalu ibu menuang empog di atas daun jati berkatalah ibu pada kami, "perempuan adalah kekuatan yang ditawan, yang harus luluh dilacur nafsu" kamboja layu kau tanam sore lalu, tumbang di Pasetran daun-daun jatuh di tepi pemakaman tempat diri dan jati dilebur dalam sekam pengabdian Sidoarjo, 2 Maret 2024

Warisan Purbakala yang Berserakan di Seluruh Tubuh Sang Pawitra

Gambar
Candi Sengon, bisa diakses melalui jalur Pendakian Genting Peninggalan kuno di Gunung Penanggungan tidak hanya di seputar Jolotundo dan Sumber Tetek di Belahan. Jika kita memasuki Desa Wotanmas Jedong, Kecamatan Ngoro, Kabupaten Sidoarjo, kita akan mendapati bangunan bersejarah Candi Jedong dan Candi Pasetran.  Selain peninggalan purbakala tersebut, jika kita sedikit mendaki ke atas gunung, maka kita akan disuguhkan dengan berbagai candi yang kokoh dan indah di sepanjang perjalanan mengitari gunung Penanggungan. Pertama kita coba menaiki Penanggungan dari Jalur Telogo. Desa Telogo adalah desa terakhir di ujung timur utara Gunung Penanggungan dan merupakan salah satu akses pendakian resmi. Dari jalur Telogo, kita bisa mengakses Bukit Gajah Mungkur dan berkeliling seharian untuk bercengkerama dengan sejarah di lereng utara Gunung Penanggungan.  Di Bukit Gajah Mungkur, kita bisa menemukan candi Kerajaan yang sangat indah. Tampak pemandangan di depan candi Kerajaan adalah hamparan kota Moj

Gunung Penanggungan sebagai Akses Spiritual dan Warisan Sejarah yang Abadi

Gambar
Hingga kini, Gunung Penanggungan masih menyimpan beribu misteri yang sulit untuk digali. Banyak ilmuwan dan peneliti yang datang untuk eksplorasi dan membedah pengetahuan yang tersimpan di dalamnya. Gunung Penanggungan menyimpan sejarah peradaban dunia, sebab tak hanya di zaman kerajaan yang berkembang di nusantara, bahkan legenda kuno pun menceritakan gunung Penanggungan sebagai gunung yang menyimpan rahasia dan fenomena-fenomena tak tersentuh. Gunung Penanggungan memiliki puncak bernama Pawitra dan dikelilingi oleh empat gunung kecil yakni gunung Bekel, Gajah Mungkur, Kemuncup dan Saraklopo. Selain itu juga dikelilingi oleh empat bukit lagi yakni Bende, Gunung Wangi, Semodo dan Jambe. Kontur dan kenampakan alam gunung Penanggungan inilah yang menjadi dasar pondasi terbentuknya Surya Wilwatikta, simbol Kerajaan Majapahit. Gunung Penanggungan terbentuk pada zaman Holosen yang berdasarkan penelitian Van Bemmelen tahun 1937, gunung ini dinyatakan sebagai gunung yang tidak aktif selama k

Wotanmas Jedong sebagai Desa Perdikan

Gambar
Astana Jabal Sirr, salah satu Spot penting di desa Wotanmas Jedong, Ngoro, Mojokerto Desa Wotanmas Jedong adalah Desa Perdikan. Desa Perdikan adalah desa yang mendapatkan anugerah dari raja untuk rakyatnya yang berjasa kepada kerajaan, sehingga kerajaan membebaskan pajak dan memberikan keistimewaan khusus untuk desa atau wilayah tersebut. Desa Perdikan sudah dikenal sejak zaman Hindu-Budha. Tanah Perdikan berasal dari Bahasa Sansekerta ' Maharddhika ' yang artinya adalah ' kebebasan '. Sejak zaman Majapahit hingga Mataram Islam, gelar Desa Perdikan terus dikeluarkan oleh para raja yang berkuasa di nusantara dan keberadaan status tanah perdikan diakui oleh Pemerintahan Belanda, meskipun tak lagi diakui sejak kemerdekaan Indonesia. Sementara dalam sejarahnya, Desa Wotanmas Jedong yang merupakan desa 1.000 tahun ini adalah Desa Perdikan. Sejak zaman kerajaan Mataram Kuno, Desa Wotanmas Jedong sudah mendapat anugerah sebagai Desa Perdikan yang bebas dari segala macam pajak